Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Pangan (BKIPM) menyebutkan potensi sumber hasil perikanan Sumatera Barat (Sumbar) untuk ekspor cukup tinggi namun ada sejumlah kendala yang membuat nilai ekspor daerah ini masih rendah.
Kepala Pusat Pengendalian Mutu BKIPM, Widodo Sumiyanto mengatakan dari data lalu lintas Sumbar, terlihat produksi hasil perikanan seperti tuna, ikan kerapu, lobster, kepiting dan ikan lainnya besar namun sebagian terdistribusi ke daerah lain.
Hasil perikanan dari Sumbar ini dikirim ke Jakarta, Lampung, Surabaya bahkan Bali, meski semua itu akan diekspor juga namun nama ekspornya dari daerah pengirim tersebut. Secara kualitas hasil perikanan Sumbar mumpuni karena sudah ada yang bisa diekspor langsung yakni ikan tuna, ikan kerapu baik dalam keadaan segar maupun beku, begitu juga dengan lobster dan ikan lainnya.
Widodo Sumiyanto menilai yang jadi persoalan adalah infrastruktur yang menghubungkan Sumbar dengan negara tujuan dan harus ada kolaborasi dan kerja sama untuk mewujudkan hal itu. Perkara mengirimkan hasil perikanan harus melalui Batam tidak masalah yang penting tercatat ekspor hasil perikanan ini dari Sumbar. Batam hanya mengeluarkan surat persetujuan muat saja.
Secara umum ekspor hasil perikanan secara nasional terus tumbuh apalagi di saat pandemi produk lain menurun namun untuk hasil perikanan meningkat. Pada 2022 ada penurunan kuantitas namun secara nilai terjadi peningkatan 5,6 persen disebabkan berbagai hal mulai dari pengaruh ekonomi dunia, musim hingga produksi.
Di sisi lain, Kepala SKIPM Padang, Abdur Rahman menambahkan untuk penerbangan langsung ke luar negeri dari Sumbar sudah ada dan yang menjadi persoalan adalah belum ada pembeli dan unit pemasaran ikan dari Sumbar masih minim.
*Diolah dari berbagai sumber.